Sejarah Industri Otomotif Berdirinya Toyota

Sejarah Industri Otomotif Berdirinya Toyota

Sejarah Industri Otomotif Berdirinya Toyota

Sejarah Industri Otomotif Berdirinya Toyota – Toyota adalah salah satu produsen mobil terbesar di dunia. Perusahaan yang bermarkas di Tokyo (Jepang) ini didirikan pada 28 Agustus 1937, 82 tahun lalu. Pendirinya adalah Kiichiro Toyoda, anak tertua dari Sakichi Toyoda sang pencetus industri Toyota yang semula membuat mesin jahit pada awal 1900-an.

Bagi orang Jepang, barangkali nama Sakichi Toyoda layak disejajarkan dengan Thomas Alva Edison. Ia tak hanya mampu mencerahkan industri Jepang, namun juga mempermudah kerja buruh-buruh tenun dengan mesin otomatis yang menambah kapasitas serta efisiensi produksi tekstil kala itu.

Etos kerja terampil dan tak mudah menyerah secara langsung ditularkan kepada Kiichiro Toyoda, yang sejak kecil sudah terbiasa melihat ayahnya bekerja di pabrik. Usai lulus dari universitas, ia pun bergabung dengan perusahaan milik keluarga, Toyoda Automatic Loom Works Ltd yang kemudian menjadi Toyota Industries Corporation.

Awal Mula Toyota di Indonesia

Mobil pertama yang diproduksi di Indonesia bukanlah mobil asal Jepang, tapi dari AS. Produsen pertama yang membuat mobil di Tanah Air adalah General Motors (GM) yang mendirikan pabrik di Tanjung Priok pada 1920.

Menurut wartawan otomotif Indonesia James Luhulima dalam Sejarah Mobil & Kisah Kehadiran Mobil di Negeri Ini (2012), pabrik tersebut ketika itu masih terbatas untuk merakit beberapa komponen menjadi mobil utuh. Pada 1938, pabrik diperluas dan menjadi pemasok utama mobil-mobil Amerika sebelum dikirim ke kota-kota besar seperti Surabaya, Yogyakarta, dan yang lainnya.

Baca Juga : Perbedaan Tipe Mobil Avanza dan Spesifikasi

Sayang, Perang Dunia I dan II berdampak pada berhentinya aktivitas pabrik di sebelah utara Jakarta itu. Situasi awal masa kemerdekaan Indonesia yang tak menentu turut membuat kegiatan pabrik tersendat. Terlebih keinginan Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia membuat situasi makin rumit.

Akhirnya setelah Konferensi Meja Bundar ditandatangani pada 1949, Belanda menyerahkan kedaulatan ke Indonesia tanpa syarat. Situasi ekonomi berangsur membaik, namun perkembangan industri otomotif masih terganggu. Terutama setelah nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda, termasuk GM di dalamnya.

Pabrik tersebut lantas diakuisisi pemerintah dan hidup kembali sekitar tahun 1970-an ketika diambil alih Astra untuk merakit truk-truk Chevrolet. Tak lama berselang, pemerintah mengeluarkan regulasi yang mengharuskan perusahaan untuk mendirikan agen tunggal pemegang merek (ATPM) sebelum memasarkan mobil di Indonesia.